Kamis, 14 Maret 2013

Apa Jadinya Jika Libur Pekanan Dipindahkan dari Hari Ahad ke Hari Jum’at

Filled under:


Surah Al-Kahfi dibaca pada hari Jum'at

          Di Indonesia sudah jamak diketahui bahwa hari libur pekanan kita adalah hari Ahad – saya lebih suka menyebutnya hari Ahad dibandingkan hari Minggu terlepas dari kontrofersinya – dan itu berlaku di sekolah-sekolah pada umumnya, dan di kantor-kantor biasanya libur pekanannya ditambah satu hari jadi Sabtu-Ahad. Berbeda dengan di sebagian negara-negara yang juga terkenal dengan budaya keislamannya yang hari liburnya biasanya hari Jum’at, untuk orang kantoran biasanya hari Kamis-Jum’at.

         Libur pekanan ini sangatlah bermanfaat baik bagi anak sekolah maupun para orangtua yang sibuk bekerja karena biasanya libur pekanan ini dimanfaatkan sebagai hari berkumpul keluarga, refreshing, pengistirahatan otak, dan penyegaran badan, isi ulang jiwa. Anda bisa bayangkan bagaimana jika seandainya tidak ada namanya libur pekanan tentu akan sangat meletihkan jadinya kecuali bagi pengangguran tentunya.

         Tapi sebagai orang islam saya - mungkin juga Anda - pun bertanya-tanya bagaimana jika seandainya hari libur pakanan kita diganti dari hari Ahad ke hari Jum’at. Bukankah negara kita penduduknya mayoritas muslim yang jamak diketahui bahwa hari Jum’at adalah hari raya pekanan kita. Hari yang paling agung dalam sepekan. Hari yang paling mulia sebagaimana sabda Nabi. Kenapa libur kita hari Ahad? Kenapa kita harus mengalah kepada umat kristiani yang jelas-jelas hari Ahad adalah hari peribadatan dan syi’ar agama mereka.

         Maka setelah beberapa saat browsing di internet, menelaah dengan kepala dingin, dan berbincang dengan teman-teman, akhirnya terkuaklah hikmah yang selama ini tertutupi dari diriku yang lemah akal ini. Berikut di antaranya:

Hari Jum’at adalah Hari Beraktifitas

         Jika hari Jum’at dijadikan hari libur pekanan dan bukannya hari Ahad, maka pada hari Jum’at sebagian orang islam akan pergi berekerasi, refreshing, jalan-jalan ke puncak wisata atau apalah namanya. Yang intinya adalah mereka akan terlalaikan dari kemuliaan hari Jum’at, bacaan sholawat, bacaan surah Al-Kahfi, sholat Jum’at berjamaah dan amalan-amalan ibadah lainnya yang diperintahkan Nabi khusus pada hari Jum’at. Apalagi bagi yang bepergian jauh tentunya mereka dalam keadaan musafir.

         Dan kalaupun mereka tidak pergi ke mana-mana maka mereka akan bersantai ria di rumah dan berleha-leha, duduk di depan televisi, mengerjakan hobi yang dilakukan sekali sepekan dan sebagainya. Ada berapa orang yang tinggal di rumahnya untuk beribadah dan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat jika hari Jum’at libur dan hari Ahad hari kerja? Coba dipikir.

         Padahal Allah berfirman yang menunjukkan bahwa hari Jum’at itu adalah hari beraktifitas. Dalam surah Al-Jumu’ah ayat 9, Allah berfirman:

يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ وَ ذَرُوْا الْبَيْعَ ذٰلِكُمْ خَيْرُ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at, maka segeralah kalian mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.” (al-Quran Surah al-Jumu’ah: 9)


         Tolong garis bawahi kata-kata “dan tinggalkanlah jual beli”, maka akan tersirat bahwa hari jum’at itu adalah hari jual beli, hari berniaga, hari bekerja, hari beraktifitas, tapi ingat kalau sudah terdengar adzan Jum’at berhentilah sejenak untuk istirahat, berangkatlah ke masjid untuk shalat Jum’at. Selesai sholat kalian bisa melanjutkan kembali pekerjaan kalian.

Kantor-kantor Akan Membangun Masjid di Kantor

         Jika hari Jum’at dijadikan hari libur pekanan dan bukannya hari Ahad maka bos-bos di kantor tidak perlu bersusah payah memikirkan bagaimana membuat masjid-masjid besar yang bisa dipakai untuk sholat Jum’at di kantor-kantor mereka. Mereka cukup membangun musholla kecil bagi karyawan muslim yang istiqomah sholat 5 waktu, yang mana jumlah orang-orang seperti ini terbatas, dan itu kenyataannya.

         Meskipun karyawan-karyawannya mayoritas muslim tapi jika hari Jum’at libur, karyawan manakah yang mau mengambil resiko jarak yang jauh untuk sholat Jum’at di masjid kantor kalau ternyata ada masjid pas depan rumahnya.

         Tapi yang ada sekarang sesuai dengan ketetapan pemerintah adalah bahwa hari libur pekanan itu hari Ahad bukan hari Jum’at. Artinya, mau tidak mau bos-bos di kantor harus memikirkan untuk membuat masjid-masjid yang bisa dipakai sholat jum’at di kantor-kantor mereka. Mereka tentunya tidak mau para karyawan sholat Jum’at di luar, yang biasanya dimanfaatkan oleh karyawan-karyawan yang tidak loyal dan agak nakal untuk mengambil waktu berleha-leha setelah sholat Jum’at.

         Dalam sebuah kesempatan, diadakan rapat dengan seluruh ormas dan tokoh-tokoh Islam untuk memutuskan agar diadakan libur pada hari jumat. Seluruh peserta pun sepakat untuk diadakan libur pada hari jumat kecuali satu orang yaitu Muhammad Natsir. Seluruh peserta tentu merasa heran. Bukankah beliau yang sangat getol dalam membela Islam? Bukankah beliau yang sangat teguh dalam memperjuangkan hak-hak orang Islam?

         Ketika ditanya apa yang menjadi alasan beliau tetap mempertahan libur pada hari ahad. Berikut jawabannya:

         “Tahukah saudara apa yang menyebabkan saya tidak setuju bila diadakan libur pada hari jumat dan tetap diliburkan pada hari Ahad? Saudara tentu telah mengenal siapa saya dan bagaimana perjuangan saya untuk membela Islam. Bila diliburkan pada hari jumat maka di sekolah-sekolah, di kantor-kantor, di perusahaan-perusahaan dan di tempat lain tidak akan dibangun masjid. Namun, bila tidak diliburkan maka tentu akan dibangun masjid pada setiap tempat, karena mayoritas mereka semua adalah Islam. Demikian pula sebaliknya, bila diliburkan pada hari jumat bisa jadi di tempat itu akan dibangun gereja, karena pada hari ahad agama Nasrani ingin beribadah.“ Sebuah jawaban yang sungguh tak pernah diduga sebelumnya. Sumbernya di sini.

         Dan sekarang lihatlah faktanya, masjid-masjid bertebaran di tiap-tiap kantor dan adapun rumah ibadah lain – sejak saya bisa melihat – saya belum pernah melihatnya ada di kantor.

Malam Jum’at adalah Malam yang Penuh Barokah

         Jika hari Jum’at adalah hari libur dan bukan hari Minggu, eh hari Ahad maksud saya, maka tidak ada yang namanya malam Mingguan, eh malam Ahadan – kedengaran aneh, yah –. Yang ada malah malam Jum’atan. Yang jamak diketahui biasanya kalau malam liburan seperti itu digunakan oleh pemuda-pemudi muslim untuk pergi bersantai, begadang, nongkrong di lorong-lorong, pergi nonton di bioskop, dan hal-hal yang biasa dilakukan oleh pemuda-pemudi pada malam Ahadan tersebut. Yang intinya lebih banyak tidak baiknya dari pada baiknya. Ujung-ujungnya akan menghilangkan keberkahan pada malam Jum’at. Yang semestinya dipakai untuk beribadah atau beristirahat charger diri untuk kerja esok hari, malah tersiakan oleh hal-hal yang lebih banyak tidak baiknya daripada baiknya, jika kita tidak ingin bilang tidak ada baiknya sama sekali.

         Dalam sebuah kesempatan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra berkhutbah di hadapan para jama’ah,

         “Ada sebagian umat Islam yang pernah mengusulkan kepada pemerintah  agar menjadikan hari Jumat sebagai hari libur nasional dan hari Minggu menjadi hari kerja. Saya ketika itu menjabat sebagai Sekretaris Negara menolak usulan tersebut. Alasan saya menolak, pertama karena tidak sesuai dengan Al-Quran. Al-Quran memerintahkan kita pada hari Jumat untuk tetap melaksanakan aktifitas tetapi jika datang seruan untuk sholat Jumat maka hentikan aktifitas kemudian bersegera sholat dan setelah itu bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah SWT. Alasan kedua, dengan menjadikan hari Jumat sebagai hari kerja maka dimana-mana umat Islam mendirikan sholat Jumat. Hampir di semua kantor baik swasta maupun pemerintah, di kampus, di sekolah-sekolah di Instasi meliter di kantor-kantor polisi sampai ke Istana Negara sholat Jumat dilaksanakan dan masjid di bangun dan dakwah Islam  jadi berkembang. Tidak ada negara di dunia ini seperti di Indonesia yang begitu luas syi’ar dakwahnya dalam melaksanakan sholat Jumat”  tegas Yusril.

         “Dengan berdirinya Jumat di semua kantor maka orang yang tadinya di rumah tidak melaksanakan  sholat Jumat karena tidak enak dengan teman dan atasan di kantor  maka pada akhirnya ikut sholat Jumat.Pada awalnya karena ikut-ikutan kemudian mendengarkan ceramah agama setiap hari Jumat maka menimbulkan kesadaran untuk melaksanakan ibadah dengan tekun dan ikhlas,” lanjut Yusril.

         Yusril menegaskan bahwa jika hari Jumat dijadikan hari libur maka bisa dibayangkan bahwa ada ratusan ribu masjid di kantor-kantor dan Intansi pemerintah maupun swasta akan tutup dan hanya menjadi Musolla. “Orang-orang akan ke luar kota pada hari Jumat untuk berlibur sehingga tidak melaksanakan Jumat karena alasan musafir. Malam Jum’at  orang tidak lagi membaca Al-Quran dan mendalami agama tapi orang keluar rumah mencari hiburan. Jika ini terjadi maka hancurlah agama dan rusaklah umat.”

Hari Ahad Banyak Film Anak-anak

         Terakhir, - dan ini yang paling mengada-ada jika tidak mau dikatakan iseng -. Jika hari Jum’at adalah hari libur pekanan dan bukan hari Ahad, maka film-film anak-anak yang biasa diputar pada hari Ahad dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 13.00 siang akan pindah tayang ke hari Jum’at pada pukul yang sama. Karena jika hari Ahad tidak libur, maka anak-anak tidak ada yang menonton karena mereka sekolah. Bisa dibayangkan anak-anak kita yang semestinya dilatih untuk beribadah dan beraktifitas pada hari Jum’at akan duduk santai depan TV menonton acara-acara anak-anak di TV, mulai dari Ultraman, Digimon, Detective Conan, Maruko, Doraemon, Dragon Ball, sampai Pendekar Naga Geni 212 : Wiro Sableng.

         Tapi, untunglah hari libur itu adalah hari Ahad, jadi – saya terkenang ketika masih kecil – kami semua bersaudara yang bertugas bersih-bersih rumah tiap pagi termotivasi untuk bangun jam 05.00 pagi, sekedar untuk bekerja lebih pagi. Karena, “Tidak boleh nonton sampai bersih semua rumah.” Kata ibu saya – rahimahullah.

         Waktu saya masih dalam kondisi anak-anak, saya selalu merenung, “Kasian yah teman-teman yang umat kristiani, kalau mereka adalah orang yang baik agamanya, maka mereka akan kebaktian jadinya mereka tidak akan sempat untuk menonton kartun.” Nostalgia saya.

         Yah, atas segala kelebihan dan kekurangan dalam tulisan saya ini, perlu diketahui ini hanya sekedar buah hasil pemikiran semata. Jika ada kata-kata yang salah mohon dimaafkan. Jika ada jarum yang patah jangan disimpan di dalam hati, nanti tertusuk lalu mati.

Sumber : lifestyle.kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar