Selasa, 11 Desember 2012

Hikmah Rasulullah SAW Melarang Ummatnya Makan dan Minum Sambil Berdiri

Filled under:

 
 لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا فَمَنْ نَسِيَ فَلْيَسْتَقِئْ
 
Rasulullah SAW bersabda:

“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)

“Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri”. Qotadah berkata: ”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu lebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)

Makan dan Minum Sambil Berdiri Menyebabkan Dinding Lambung Terbentur Keras
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata:

“Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan jatuh pada dinding usus dengan perlahan dan lembut.

Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan pernah sekali minum sambil disfungsi pencernaan.

Mungkin kita masih muda jadi kita belum merasakan akibatnya. Tapi, coba bayangkan jika saja hal ini terjadi selama bertahun-tahun lamanya. Bagaimanakah kerusakan yang akan terjadi pada lambung kita. Diibaratkan air setetes saja yang jatuh terus menerus ke atas batu, akan mampu membuat batu itu bocor.

Adapun Rasulullah berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat!

Makan dan Minum Sambil Duduk Lebih Sopan

Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.

Ketika Seseorang Berdiri Maka Semua Otot Tubuhnya dalam Keadaan Menegang

Dr. Ibrahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum.

Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (Vagal Inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus –menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Minum Sambil Berdiri akan Menyebabkan Air Tidak Tersaring dengan Baik

Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah, jika kita minum berdiri air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung  menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter.

Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya. Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.

Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali ke pada adab dan akhlak Islam, jauh dari sikap meniru-niru gaya orang-orang yang belum mengikuti teladan dari Nabi kita. Tapi ingat niatkanlah untuk mengikuti sunnah Nabi agar mendapat 2 kebaikan: pahala mengikuti sunnah dan kesehatan.

Dalam sunnah ada kebaikan

Posted By Dzaky Moebarak15.36

Kamis, 30 Agustus 2012

Masyarakat Jepang "Apatis"?

Filled under:

Lagi browsing di internet, tiba-tiba saya menemukan sebuah bacaan yang cukup menarik untuk dibaca. Saya sharing untuk teman-teman ...

Oleh: Ryu & Yuka-chan no mama - Jepang

Aku sengaja memilih judul seperti itu. Pasti semua penasaran kan? Memang judulnya tendensius, sinis atau bahkan sedikit menyindir. Tergantung dari sudut pandang pembaca. Itu semua berkaitan dengan kejadian yang menurut saya sangat " aneh". Walaupun sudah cukup lama saya tinggal di Jepang, tapi tetap aneh dan tak masuk di akal.

Balum lama ini saat dalam perjalanan pulang, saya menyaksikan insiden kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan itu melibatkan tiga mobil sekaligus yang rusak cukup parah. Tak ada korban jiwa, tetapi benturan yang lumayan keras itu merusak ketiga mobil. "Peyok" bahkan terlihat pecahan kaca berhamburan di atas jalan beraspal. Dashboard ketiga mobil pun berantakan, jatuh di atas jalanan.

Insiden tabrakan beruntun itu saya saksikan ketika tengah dalam perjalanan pulang ke rumah selepas berbelanja di supermarket. Jalanan ini memang ramai terutama di saat hari sabtu dan minggu. Padat merayap. Dugaan saya, mobil yang rusak parah mungkin tidak "sabar" saat akan pindah jalur. Sedangkan dari arah yang berlawanan, sebuah mobil keluarga pun melaju cukup kencang. Akibatnya bisa ditebak, kedua mobil berbenturan dengan keras. Saking kerasnya benturan itu, mobil masih tak mampu menahan laju kecepatan dan merusak pula mobil lain yang berada di depannya. Alhasil tiga mobil rusak parah.

Posisi mobil melintang tepat di tengah jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Otomatis mobil dari kedua jalur pun berhenti total. Seusai insiden tumbukan, masih belum terlihat mobil polisi atau pun mobil ambulans. Dugaan saya, baru saja terjadi, sehingga belum ada pihak yang menengahi permasalahan diantara ketiga mobil tersebut. Sekecil apapun kasus tabrakan di Jepang pasti akan memanggil pak polisi. Ini terutama berkaitan dengan klaim asuransi mobil. Lumrahlah di Jepang.

Saya yang sudah cukup lama tinggal di Jepang tertarik untuk mengamati hal selanjutnya. Aneh memang kebiasaan saya. Masyarakat Jepang itu unik. Tepatnya agak nyeleneh. Agak antik. Saya terus mengamati apa yang bakal terjadi. Saya hanya ingin tahu reaksi ketiga pemilik mobil dan para antrian mobil di belakang. Tak banyak orang sekitar yang begitu antusias seperti saya menunggu di sekitar lokasi. Orang masih lalu lalang dengan santainya. Hanya melihat saja dan berlalu begitu saja. Saya masih dengan sabar mengamati sekeliling lokasi kecelakaan. Berpanas ria hanya demi menantikan sebuah "tontonan" yang menarik.

Para pengemudi telah keluar dari masing-masing mobil. Seorang pengemudi sibuk menelpon. Mungkin di menghubungi polisi. Raut muka tegang dan kusut terutama terlihat pada pemilik mobil cary berwarna putih. Kerusakan mobil cary putih ini paling parah. Hampir separuh bagian depan "terbenam" dalam dashboard mobil keluarga "Toyota". Sedangkan pemilik mobil ketiga juga mobil keluarga, sudah keluar dengan muka jengkel. Lengkap sudah para pemilik mobil telah keluar dari mobil masing-masing, diikuti dengan para penumpang mobil lainnya yang berada di ketiga mobil tersebut.

Dalam benakku pasti bakal ribut, saling memaki bahkan bila perlu saling jotos dan gulat untuk memenangkan argumen masing-masing. Pokoknya jangan mau kalah. Satu menit pertama berlalu. Penonton sepertiku mulai kecewa. Kutunggu reaksi paling seru ternyata tak ada. SEPI saja. Bah! sedikit gondok juga. Tak ada pertunjukan yang ramai, justru yang terjadi hanya saling "berunding" dan menunggu kedatangan pak polisi. Hanya berunding saja ! Alamak, kapan adu jotos, adu otot, adu mulutnya? Benar-benar penonton kecewa berat.

Panas terik juga sudah aku tahan hanya demi menyaksikan pertunjukan "menarik", ternyata hanya seperti ini hasilnya. Mereka, para pemilik mobil hanya berunding, tak terlihat upaya saling ngotot, adu urat atau adu otot. Mereka bertiga terlihat lebih "kalem" menunggu kedatangan pak polisi. Langsung aku pun membubarkan diri sendiri. Tak asik!

Anehnya lagi, para pengemudi yang lain pun hanya SABAR menanti. Benar-benar apatis* sekali. Tak ada upaya untuk membunyikan klakson atau nada-nada umpatan karena mobil ketiganya di tengah jalan benar-benar membuat macet jalan. Kubayangkan diriku saat berada di posisi para pengemudi, pastinya jengkel sekali. "Antri dan menunggu lama, mobil tak bergerak sedikit pun, benar-benar buang waktu apalagi harga bensin di Jepang mahal sekali bukan ?"

Itulah sebabnya judul diatas tertulis, "Masyarakat Jepang Apatis?". Tak salah bukan ? Banyak hal yang tak bisa diterima di logika saya bahkan hingga detik ini. Seharusnya ada nada marah bila perlu gunakanlah klakson, maki-maki atau lakukan sesuatu hal yang bisa menyadarkan orang lain bahwa "Saya marah". Nyatanya TAK ADA. Terlalu sabar !!

Masyarakat Jepang masih saja diam, sabar menanti bahkan berulangkali orang Jepang yang kukenal hanya berkata, "shoganai" (apa boleh buat). Ini hal yang tak bisa dihindari. Toh, membunyikan klakson pun tak akan mengubah situasi, tetap saja macet. Kalau memang sudah selesai urusan tabrakan pastinya jalan juga akan lancar lagi. Kalau tidak sabar mengantri, silakan gunakan jalan alternatif. Hanya itu saja jawaban yang kudapat. Kalau tidak bisa memutar dan mencapai jalan alternatif, artinya harus sabar menunggu bukan ? Ini yang susah masuk ke logika.

Masyarakat Jepang kurang "kreatif", kurang panjang akal, kurang cerdik. Kenapa tidak gunakan jalur pejalan kaki untuk menerabas jalan bukan ? Bukankah ada motto"siapa cepat siapa dapat". Bila perlu gunakan cara mengemudi zig zag, yang penting sampai tujuan bukan? Masa bodoh kalau pejalan kaki mengomel dan mengumpat, toh mobil juga ada hak untuk menggunakan jalan.


Entah berapa menit kuhabiskan untuk berpanas ria hanya untuk ikut menunggu kedatangan mobil polisi. Kuperhatikan jarum jam, sudah 8 menit berlalu, sepertinya terdengar suara sirine mobil polisi. Ada satu mobil polisi,dua polisi bersepeda motor, sebuah mobil derek dan sebuah ambulance yang berurutan datang. Kedua polisi dengan sigap keluar dari mobil dan menemui ketiga pengemudi. Pastinya mengenai kecelakaan lalulintas.

Sedangkan dua anggota polisi lainnya dengan sigap mengatur lalu lintas. Mobil derek menunggu komando untuk menyingkirkan kedua mobil yang "berbenturan". Lagi-lagi para pengemudi masih patuh dan DIAM, tanpa reaksi. Grrr... benar-benar bikin gemas. Apa susahnya tekan klakson ? Apanya gunanya klakson di mobil kalau tidak digunakan? Minimal bunyikan klakson !!!

Tak menarik lagi, segera aku mengayuh sepeda untuk kembali ke rumah. Sepanjang jalan raya terlihat deretan mobil macet tak bergerak sama sekali. Tak ada bunyi klakson. Cukup panjang antrian mobil tersebut lebih dari 4 km, aku pun segera menyusuri jalan raya. Masih antri tak bergerak hingga 2 kali pemberhentian lalu lintas pun masih tampak berhenti total.

Ternyata naik sepeda masih lebih cepat dari naik mobil.

Salam hangat dari Jepang

*acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh dengan keadaan sekitarnya

Sumber: http://kolomkita.detik.com

Posted By Dzaky Moebarak09.13

Minggu, 27 Mei 2012

Kisah Nyata Malam Pesta Seorang Pengantin Wanita Muslimah

Filled under:


Kisah nyata yang diceritakan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al Ahmad ini terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir Arab Saudi.

“Setelah melaksanakan shalat Maghrib dia berhias, menggunakan gaun pengantin putih yang indah, mempersiapkan diri untuk pesta pernikahannya. Lalu dia mendengar azan Isya, dan dia sadar kalau wudhunya telah batal.

Dia berkata pada ibunya : “Bu, saya mau berwudhu dan shalat Isya.”
Ibunya terkejut : “Apa kamu sudah gila? Tamu telah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.”
Lalu ibunya menambahkan : “Aku ibumu, dan ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, ibu akan marah kepadamu”
Anaknya menjawab : “Demi Allah, saya tidak akan pergi dari ruangan ini, hingga saya shalat. Ibu, ibu harus tahu “bahwa tidak ada kepatuhan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Pencipta”!!

Ibunya berkata : “ Apa yang akan dikatakan tamu-tamu kita tentang mu, ketika kamu tampil dalam pesta pernikahanmu tanpa make-up?? Kamu tidak akan terlihat cantik dimata mereka! dan mereka akan mengolok-olok dirimu !

Anak nya berkata dengan tersenyum : “Apakah ibu takut karena saya tidak akan terrlihat cantik di mata makhluk? Bagaimana dengan Penciptaku? Yang saya takuti adalah jika dengan sebab kehilangan shalat, saya tidak akan tampak cantik dimata-Nya”.

Lalu dia berwudhu, dan seluruh make-up nya terbasuh. Tapi dia tidak merasa bermasalah dengan itu.

Lalu dia memulai shalatnya. Dan pada saat itu dia bersujud, dia tidak menyadari itu, bahwa itu akan menjadi sujud terakhirnya.

Pengantin wanita itu wafat dengan cara yang indah, bersujud di hadapan Pencipta-Nya.

Ya, ia wafat dalam keadaan bersujud. Betapa akhir yang luar biasa bagi seorang muslimah yang teguh untuk mematuhi Tuhannya!

Banyak orang tersentuh mendengarkan kisah ini. Ia telah menjadikan Allah dan ketaatan kepada-Nya sebagai prioritas pertama. SubhanAllah…

Source : muslimahzone.com

Posted By Dzaky Moebarak17.26

Minggu, 06 Mei 2012

Logo-logo Dengan Makna Tersembunyi

Filled under:


13341969991674320129
Anda melihat angka 1 antara F dan 1?
Formula One. 
Awalnya, logo ini mungkin tidak masuk akal. Tetapi jika Anda melihat dekat, Anda akan melihat nomor 1 di ruang negatif antara F dan garis-garis merah. Saya juga suka bagaimana logo ini mengkomunikasikan perasaan kecepatan.
 
13341970901832184687
Anda meliaht tanda panah antara E dan x?
Fed Ex 
Yang satu ini cukup terkenal. Cukup melihat antara “E” dan “x”, ya, ada ruang putih yang membuat panah. Panah mewakili kecepatan dan presisi.
13341972311477318780
Anda melihat burung merak?
NBC  
Yang satu ini. Ada burung merak di tengah, dalam warna putih.Itu tahun lalu cukup jelas, tapi sekarang merak ini sedikit sulit untuk spot.
1334197379841589625
Huruf g menggambarkan orang tersenyum.
Goodwill
Logo ini sangat umum, dan kita melihat banyak. Tapi apakah Anda pernahmemperhatikan bahwa “g” dalam “goodwill” dan wajah yang tersenyum terlihat sangat mirip? Ya, mereka adalah sama!
13341974641951319433
Ada angka 11 disisi huruf T.
Big 10 Conference
Sekarang ada 12 sekolah di 10 Besar, tetapi ketika logo dirancang ada 11. Konferensi ini tidak ingin mengubah namanya, sehingga mereka menambahkan logo sihir! Anda dapat melihat dua 1 oleh sisi masing-masing ‘T’.
13341975991950073111
31 warna pink
Baskin-Robbins 
Baskin-Robbins terkenal karena memiliki 31 rasa, satu untuk setiap hari! Jadi mereka telah memasukkan ‘31 dalam warna merah muda di mereka BR.
1334197646926075200
ED
ED 
ED singkatan dari perusahaan listrik Italia bernama Elettro Domestici. Logo merekadirancang oleh Gianni Bortolotti dan sejak itu menjadi sangat dikenal di komunitas desain
13341977131659035295
Mata burung hantu
Body Wisdom Logo
Ini adalah desain logo untuk spa high end tangan efektif menyampaikan pijat relaksasiterintegrasi dengan kedekatan “mata burung hantu dengan jelas mengatakan “kebijaksanaan”.
13341977671794847113
Apakah anda melihat huruf C besar?
Carrefour
Carrefour adalah nama dari rantai hipermarket Perancis internasional. Itu berarti “persimpangan” dalam bahasa Inggris. Jika Anda melihat logo Anda akan melihat dua panah menunjuk arah yang berlawanan, tapi melihat dengan seksama, ruang putih diantara kedua logo benar-benar membuat “C” besar. Keren, kan?
13341978141631691915
Mamut
Mammoth
Mammoth adalah sebuah resor ski populer di California. Logo itu memiliki “M” besartetapi juga dapat diartikan sebagai raksasa, gunung, dan jejak ski.
13341978471575086597
Gambar kompas menunjuk ke northwes (barat laut)
Northwest Airlines
Ini logo Northwest Airlines lama memiliki N” dan “W” baik dibangun dari gambar yang sama. Tetapi jika Anda melihat dekat, Anda akan menemukan kompas di sana, yang menunjuk pada arah Barat Laut.
1334197955502584834
Anda melihat Gorilla dan singa?
The Pittsburgh Zoo 
Yang satu ini adalah salah satu yang mengagumkan. Anda dapat melihat pohon, tetapisisi-sisi pohon memiliki ruang putih, yang membuat sampai monyet dan singa menatapsatu sama lain. Sebuah logo yang sempurna untuk kebun binatang. Bukan begitu?
13341980721356063811
SUN
Sun Microsystems
Sun Microsystems diakuisisi oleh Oracle pada tahun 2010, tetapi logonya adalah salah satu yang paling terkenal di industri. Buku itu diciptakan oleh Vaughan Pratt. Ini adalahlogo benar-benar menakjubkan, karena Anda dapat membaca kata “sun” dari segala arah
1334198137549453531
Burung Falcon
The Atlanta Falcons
The Atlanta Falcons merupakan logo burung yang sangat keren, yang juga membuat bentuk sebuah “F
13341981791412408703
LG = Pac Man
LG
Dapatkah Anda melihat ada kemiripan dengan Pac Man? Cukup dengan melakukan sedikit memiringkan dan menggeser “hidung ke atas. logo yang sangat menakjubkan.
13341982201817708641
Ada gambar rel kereta api
Via Rail Canada 
Logo ini sangat umum , tetapi apakah Anda pernah memperhatikan bahwalogo itu sendiri menggambarkan rel kereta api?
1334198277535358948
Dari a sampai z ada di amazon.com
Amazon 
Logo Amazon tidak hanya tersenyum tapi perhatikan bahwa panah pergi dari “a” untuk “z”. Yup, Amazon memiliki segala sesuatu dari A sampai Z.

13341985291682441328
Sinyal analog dan digit biner
Sony Vaio
Sony Vaio adalah Sony terkenal sub-merek, dan logonya juga memiliki beberapa rincian tersembunyi. Huruf “V” dan “A” bentuk sinyal analog sedangkan huruf “I” dan “O”mewakili digit biner 1 dan 0.
1334198620592293190
Orangtua dan anak
Hope for African Children Initiative
Dalam logo ini Anda dapat melihat peta benar-benar cerdas ditarik dari Afrika. Benuaini terbentuk dari ruang putih yang memisahkan seorang anak dan orang tua nya.

1334198743930030541
Roxy = 2 Quicksilver
Roxy
Ketika Quicksilver memulai memasukan roxy untuk surfer perempuan. Anda dapat melihat logo Roxy sebenarnya terdiri dari duakembali ke belakang logo Quicksilver.

Beruang

Toblerone
Toblerone adalah perusahaan coklat dari kota Bern yang ada di Swiss. Bern juga dikenal dengan sebutan "Kota Beruang" itulah kenapa pada gambar gunung terdapat siluet beruang.
Keluarga Pernikahan
Families = keluarga. Marriage = menikah. Ngeh?
Families an Marriage
Bisa mengartikannya bukan? Families dan Marrieage adalah majalah besar.

Cluenatic
Cluenatic
Cluenatic
Ini adalah logo diciptakan untuk permainan puzzle yang disebut Cluenatic. Permainan ini melibatkan mengungkap empat petunjuk. Logo memiliki huruf C, L, U dan E diatur sebagai sebuah labirin. Dan dari kejauhan, logo terlihat seperti sebuah kunci
8
Eight
Coba cari ada makna apa di balik logo EIGHT ini ? 
Logo yg satu ini bener" gak bisa dilupain , kerennn bgd !!
coba aja perhatiin setiap huruf dari bagian logo tersebut menggunakan angka 8 yg tlah dimodofikasi ! sesuai dengan logonya 'EIGHT'
amazing.
MOSLEEP
Anda melihat gambar ranjang?
Mosleep
Coba cari ada makna apa di balik logo MOSLEEP ini ?
unik Bro...
Liat aja Logo ini disatukan dengan paduan Antara Huruf M dengan bentuk tempat tidur... 

Kreatif
Hartford Whalers
Coba cari ada makna apa di balik logo HARTFORD WHALERS ini ?
Logo ini menyampaikan 3 konsep gambaran secara sekaligus.
Yang pertama, ekor Paus (warna biru), 
kedua, huruf 'W' (yg warna ijo ) dan ketiga, huruf H yang melambangkan Hartford (ni nama logonya)
  
Hantu
Horror Films 
Coba cari ada makna apa di balik logo AMAZON ini  ?
Logo ini bisa diartikan sebagai kreatifitas yg nyata. Sebuah reel film bisa terlihat seperti hantu yang menakutkan... hhihi
Source: Dari berbagai sumber.

Posted By Dzaky Moebarak14.09

Rabu, 25 April 2012

Sekolah 5 Senti

Filled under:


Oleh: Rhenald Kasali
 
Setiap kali berkunjung ke Yerusalem, saya sering tertegun melihat orang-orang Yahudi orthodox yang penampilannya sama semua. Agak mirip dengan China di era Mao yang masyarakatnya dibangun oleh dogma pada rezim otoriter dengan pakaian ala Mao. Di China, orang-orang tua di era Mao jarang senyum, sama seperti orang Yahudi yang baru terlihat happy  saat upacara tertentu di depan Tembok Ratapan. Itupun tak semuanya. Sebagian terlihat murung dan menangis persis di depan tembok yang banyak celahnya dan di isi kertas-kertas bertuliskan harapan dan doa.
 
Perhatian saya tertuju pada jas hitam, baju putih, janggut panjang dan topi kulit berwarna hitam yang menjulang tinggi di atas kepala mereka. Menurut Dr. Stephen Carr Leon yang pernah tinggal di Yerusalem, saat istri mereka mengandung, para suami akan lebih sering berada di rumah mengajari istri rumus-rumus matematika atau bermain musik. Mereka ingin anak-anak mereka secerdas Albert Einstein, atau sehebat Violis terkenal Itzhak Perlman.  
 
Saya kira bukan hanya orang Yahudi yang ingin anak-anaknya menjadi orang pintar. Di Amerika Serikat, saya juga melihat orang-orang India yang membanting tulang habis-habisan agar bisa menyekolahkan anaknya. Di Bekasi, saya pernah bertemu dengan orang Batak yang membuka usaha tambal ban di pinggir jalan. Dan begitu saya intip rumahnya, di dalam biliknya yang terbuat dari bambu dan gedek saya melihat seorang anak usia SD sedang belajar sambil minum susu di depan lampu templok yang terterpa angin.Tapi tahukah anda, orang-orang yang sukses itu sekolahnya bukan hanya 5 senti?
 
Dari Atas atau Bawah ? Sekolah 5 senti dimulai dari kepala di bagian atas. Supaya fokus, maka saat bersekolah, tangan harus dilipat, duduk tenang dan mendengarkan. Setelah itu, apa yang di pelajari di bangku sekolah diulang dirumah, di tata satu persatu seperti melakukan filing, supaya tersimpan teratur di otak. Orang-orang yang sekolahnya 5 senti mengutamakan raport dan transkrip nilai. Itu mencerminkan seberapa penuh isi kepalanya. Kalau diukur dari kepala bagian atas, ya paling jauh menyerap hingga 5 sentimeter ke bawah.
 
Tetapi ada juga yang mulainya bukan dari atas, melainkan dari alas kaki. Pintarnya, minimal harus 50 senti, hingga ke lutut. Kata Bob Sadino, ini cara goblok. Enggak usah mikir, jalan aja, coba, rasain, lama-lama otomatis naik ke atas. Cuma, mulai dari atas atau dari bawah, ternyata sama saja. Sama-sama bisa sukses dan bisa gagal. Tergantung berhentinya sampai dimana.
 
Ada orang yang mulainya dari atas dan berhenti di 5 senti itu, ia hanya menjadi akademisi yang steril dan frustasi. Hanya bisa mikir tak bisa ngomong, menulis, apalagi memberi contoh. Sedangkan yang mulainya dari bawah juga ada yang berhenti sampai dengkul saja, seperti menjadi pengayuh becak. Keduanya sama-sama berat menjalani hidup, kendati yang pertama dulu bersekolah di ITB atau ITS dengan IPK 4.0. Supaya bisa menjadi manusia unggul, para imigran Arab, Yahudi, China, dan India di Amerika Serikat menciptakan kondisi agar anak-anak mereka tidak sekolah hanya 5 senti tetapi sekolah 2 meter. Dari atas kepala hingga telapak kaki. Pintar itu bukan hanya untuk berpikir saja, melainkan juga menjalankan apa yang dipikirkan, melakukan hubungan ke kiri dan kanan, mengambil dan memberi, menulis dan berbicara. Otak, tangan, kaki dan mulut sama-sama di sekolahkan, dan sama-sama harus bekerja. Sekarang saya jadi mengerti mengapa orang-orang Yahudi Mengirim anak-anaknya ke sekolah musik, atau mengapa anak-anak orang Tionghoa di tugaskan menjaga toko, melayani pembeli selepas sekolah.
 
Sekarang ini Indonesia sedang banyak masalah karena guru-guru dan dosen-dosen nya – maaf- sebagian besar hanya pintar 5 senti dan mereka mau murid-murid nya sama seperti mereka. Guru Besar Ilmu Teknik (sipil) yang pintarnya hanya 5 senti hanya asyik membaca berita saat mendengar Jembatan Kutai Kartanegara ambruk atau terjadi gempa di Padang. Guru besar yang pintarnya 2 meter segera berkemas dan berangkat meninjau lokasi, memeriksa dan mencari penyebabnya. Mereka menulis karangan ilmiah dan memberikan simposium kepada generasi baru tentang apa yang ditemukan di lapangan.Yang sekolahnya 5 senti hanya bisa berkomentar atas komentar-komentar orang lain. 

Sedangkan yang pandainya 2 meter cepat kaki dan ringan tangan.Sebaliknya yang pandainya dari bawah dan berhenti sampai di dengkul hanya bisa marah-marah dan membodoh-bodohi orang-orang pintar, padahal usahanya banyak masalah.
 
Saya pernah bertemu dengan orang yang memulainya dari bawah, dari dengkul nya, lalu bekerja di perusahaan tambang sebagai tenaga fisik lepas pantai. Walau sekolahnya susah, ia terus menabung sampai akhirnya tiba di Amerika Serikat. Disana ia hanya tahu Berkeley University dari koran yang menyebut asal sekolah para ekonom terkenal.Tetapi karena bahasa inggris nya buruk, dan pengetahuannya kurang, ia beberap kali tertipu dan masuk di kampus Berkeley yang sekolahnya abal-abal. Bukan Berkeley yang menjadi sekolah para ekonom terkenal. Itupun baru setahun kemudian ia sadari, yaitu saat duitnya habis. Sekolah tidak jelas, uang pun tak ada, ia harus kembali ke Jakarta dan bekerja lagi di rig lepas pantai.
 
Dua tahun kemudian orang ini kembali ke Berkeley, dan semua orang terkejut kini ia bersekolah di Business School yang paling bergengsi di Berkeley. Apa kiatnya? “Saya datangi dekannya, dan saya minta diberi kesempatan . Saya katakan, saya akan buktikan saya bisa menyelesaikannya. Tetapi kalau tidak diberi kesempatan bagaimana saya membuktikannya?”Teman-teman nya bercerita, sewaktu ia kembali ke Berkeley semua orang Indonesia bertepuk tangan karena terharu. Anda mau tahu dimana ia berada sekarang?Setelah meraih gelar MBA dari Berkeley dan meniti karir nya sebagai eksekutif, kini orang hebat ini menjadi pengusaha dalam bidang energy yang ramah lingkungan, besar dan inovatif.Saya juga bisa bercerita banyak tentang dosen-dosen tertentu yang pintarnya sama seperti Anda, tetapi mereka tidak hanya pintar bicara melainkan juga berbuat, menjalankan apa yang dipikirkan dan sebaliknya.
 
Maka jangan percaya kalau ada yang bilang sukses itu bisa dicapai melalui sekolah atau sebaliknya. Sukses itu bisa dimulai dari mana saja, dari atas oke, dari bawah juga tidak masalah. Yang penting jangan berhenti hanya 5 senti, atau 50 senti. Seperti otak orang tua yang harus di latih, fisik anak-anak muda juga harus di  sekolahkan. Dan sekolahnya bukan di atas bangku, tetapi ada di alam semesta, berteman debu dan lumpur, berhujan dan berpanas-panas, jatuh dan bangun.
 
***
 
Rhenald Kasali
Guru Besar Universitas Indonesia

Jawapos, 30 Januari 2012

Posted By Dzaky Moebarak08.38

Selasa, 10 April 2012

Aku Terpaksa Menikahimu dan Akhirnya Aku Menyesal

Filled under:


Kisah “aku terpaksa menikahimu dan akhirnya aku menyesal” adalah kisah rumah tangga yang sangat memberi pelajaran bagi kita semua. Penyesalan yang datangnya hanya pada akhir karena keterpaksaan.

***

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Setelah menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak.

“Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku.

Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.

Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian.

Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku.

Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan.

Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja.

Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga.

Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

“Istriku Liliana tersayang,

    Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

    Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

    Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

    Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!”

 
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajeri oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

***
Begitulah penyesalan sang istri akhirnya, dia menangis dan menyesal. Ketika suaminya telah tiada, dia baru sadar betapa besarnya cinta suaminya kepada dia. Semoga hal ini tidak terjadi lagi dalam kehidupan sekarang tetapi hanya cintanya saja yang akan terjadi.

Dipublikasikan oleh berbagai sumber

(zafaran/muslimahzone.com)

Posted By Dzaky Moebarak17.38