Jumat, 08 Februari 2013

Jangan Mendiamkan Anak yang Menangis dengan Televisi

Filled under:




Memang panik bila mendapati anak anda rewel, apalagi sampai menjerit-jerit. Belum lagi jika saat itu anda sedang repot dengan pekerjaan rumah. Sehingga beberapa orang tua mendiamkan anaknya yang menangis dengan tayangan televisi. Ketika ada yang yang mengkritik, anda akan bilang, “Ah yang penting anak saya mau diam.”

Sudah setahun ini saya telah menghilangkan televisi dari rumah saya. Di dalam rumah tidak boleh ada televisi. Alhamdulillah, sejauh ini saya, istri dan anak sudah terbiasa dan tidak tergoda untuk ‘memelihara’ televisi di rumah. Sebagai gantinya, kita menonton film di laptop atau membaca buku. Kalau menonton film di laptop anda bias memilih film sesuai selera anda dan yang sesuai dengan pendidikan dan perkembangan jiwa anak-anak. Sedangkan menonton televisi anda tidak akan dapat menyaringnya. Kalau pun yang ditonton acara yang mendidik, belum tentu tayangan iklannya mendidik.

Saat anak saya menangis, saya atau istri saya akan berusaha semaksimal mungkin menenangkannya dengan cara lain selain menggunakan alat-alat elektronik. Biasanya kita ajak anak berdialog. Menanyakan baik-baik apa yang dia inginkan. Jika dia minta sesuatu yang berbahaya atau terlarang semisal minta hujan-hujanan padahal hari sudah malam, maka kita akan larang dia dengan penjelasan tentang akibat buruk dan bahayanya.

Memang agak sulit berdialog dengan anak pada mulanya, apalagi anak saya saat ini baru berusia 2,5 tahun. Tapi jika anda mau bersabar dan tidak mudah menyerah, lama-lama anak akan terbiasa dengan cara mendidik seperti ini. Saya sangat menghindari kata “POKOKNYA TIDAK BOLEH!” saat melarang anak melakukan sesuatu atau minta sesuatu. Kata-kata itu justru semakin membuat anak menjadi-jadi tangisannya. Atau kalaupun dia mau diam. Itu karena diam yang terpaksa karena ketakutan dan masih menyimpan kemarahan atau bahkan kebencian.

Anak saya Alhamdulillah sudah bisa saya ajak diskusi dan negoisasi atas keinginan dia yang tidak selaras dengan keinginan orang tua. Kita berdua juga sepakat jika memerintah harus menggunakan kata tolong dan mengucapkan terima kasih pada anak jika dia mau menuruti perintah kita. Jika melarang, maka melarang dengan menggunakan penjelasan yang lemah lembut dan penuh perhatian.

Sebisa mungkin hindari televisi untuk mendiamkan anak yang rewel atau menangis. Hal itu hanya menunjukkan kelemahan anda sebagai orang tua dalam mengatasi anak yang rewel. Dan lebih aneh lagi adalah jika orang tua mendiamkan anaknya dengan bentakkan apalagi pukulan. Dengarkan dengan sabar tangisnya, jangan panik, cari solusi dan celahnya. Perhatikan apa yang anak inginkan atau keinginan tersembunyi di balik kerewelannya. Lalu anda negosiasikan dengan apa yang orang tua inginkan. Tapi jangan membohongi dengan janji-janji palsu atau bohong. Saya paling benci melihat orang tua yang mendiamkan anaknya yang menangis dengan kata-kata bohong, semisal “Diam, nanti ada hantu loh. Atau nanti ditangkap polisi, atau nanti digigit kucing dsb.”
Nikmati waktu romantis anda bersama anak. Jangan biarkan waktu indah itu direnggut oleh televisi. Anda harusnya cemburu bila anak lebih dekat dan lebih perhatian kepada televisi daripada kepada anda yang sudah melahirkan dan merawatnya. Satu hal yang harus anda ingat baik-baik. Masa anak-anak itu sangat singkat. Sekali lagi, masa anak-anak itu sangat singkat. Sehingga nanti akhirnya anak-anak anda tumbuh jadi remaja dan lebih suka bergaul dengan kawan-kawannya. Maka nikmatilah masa singkat itu dengan bergaul dan banyak membersamai mereka.

Terakhir, efek jangka panjang yang akan anda terima atau bahkan sudah anda rasakan sekarang dari televisi adalah anak susah diatur. Jika anda menyuruhnya untuk mandi atau untuk belajar apalagi untuk menyapu lantai, anak anda akan menjawab, “Nanti dulu pa, nanti dulu ma, filmnya lagi seru nih!.” Praktis, televisi lebih dia taati daripada anda orang tuanya. Apa anda tidak cemburu dengan televisi?. Itulah mengapa saya semakin mantap untuk tidak ‘memelihara’ televisi di rumah. Agar tidak tergoda mendiamkan anak yang menangis dengan televisi salah satunya. Anda mau coba memuseumkan televisi anda?


0 komentar:

Posting Komentar